KEUTAMAAN SHOLAT SHUBUH
Rasulullah SAW bersabda :
"Tidaklah akan masuk neraka orang yang
melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan
shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar)."
(H.R. Muslim no. 634)
SHOLAT SUBUH JAMINAN MASUK SURGA
Rasulullah SAW bersabda :
"Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga."
(H.R. Bukhari no. 574 - Muslim no. 635)
SHOLAT SUBUH DAPAT PAHALA SEPERTI SHOLAT SEMALAMAN
Rasulullah SAW bersabda :
Barangsiapa yang shalat isya' berjamaah maka seolah-olah dia telah
shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh
berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya." (H.R.
Muslim no. 656)
SHOLAT SHUBUH MENDAPAT JAMINAN KESELAMATAN
Rasulullah SAW bersabda :
"Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah.
Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari
jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari
jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan
menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam." (H.R. Muslim
no. 163)
BERCAHAYA DI HARI KIAMAT
Rasulullah SAW bersabda :
"Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang banyak berjalan dalam
kegelapan (Isya' dan Shubuh) menuju Masjid, dengan cahaya yang sangat
terang pada hari Kiamat kelak."
(H.R. Ibnu Majah - Tirmidzi)
SHOLAT SUBUH LEBIH BAIK DARI DUNIA DAN ISINYA
Rasulullah SAW bersabda :
"Dua rakaat shalat shubuh itu lebih baik dari dunia beserta isinya." (H.R. Muslim - Ahmad)
PARA MALAIKAT MENYAKSIKAN
Allah SWA berfirman :
"Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam
dan (dirikanlah pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu
disaksikan (oleh malaikat)." (Q.S. Al-Isra' 78)
Rasulullah SAW bersabda :
"Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh)." (H.R. Bukhari no. 137 - Muslim no. 632)
SubhanAllah..
Begitu banyak keistimewaan yang tersembunyi dibalik shalat shubuh.
Sungguh merugilah kita yang telah sengaja meninggalkan serta
melalaikannya.
Semoga kita tetap menjadi Umat Nabi Muhammad SAW
yang senantiasa istiqamah dalam melaksanakannya. Niscaya kita akan
termasuk golongan orang-orang yang beruntung di dunia juga di akhirat
kelak. InsyaAllah.
Semoga catatan ini bermanfaat untuk kita
semua. Dan menjadikan kita sebagai insan yang selalu istiqamah
menjalankan sholat shubuh..
Aamiin Ya Rabbal 'Alamin..
ENSIKLOPEDIA ISLAM DUNIA bertujuan memberikan informasi kepada pembaca setianya mengenai wawasan ilmu pengetahuan tentang islam dan berbagai hal yang berhubungan dengan kehidupan menurut pandangan islam yang berdasarkan fakta dengan sumber yang jelas..
Jumat, 11 April 2014
Selasa, 08 April 2014
#Fakta Shalat
Manfaat Gerakan Sholat
Selama
ini shalat yang kita lakukan lima kali sehari, sebenarnya telah
memberikan investasi kesehatan yang cukup besar bagi kehidupan kita.
Mulai dari berwudhu ( bersuci ), gerakan shalat sampai dengan salam
memiliki makna yang luar biasa hebatnya baik untuk kesehatan fisik,
mental bahkan keseimbangan spiritual dan emosional. Tetapi sayang
sedikit dari kita yang memahaminya. Berikut rangkaian dan manfaat
kesehatan dari rukun Islam yang kedua ini.
Posisi: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat:
Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan kekuatan
otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir
lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu
meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian
kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini
menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh
bagian atas.
RUKUK
Posisi:
Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila
diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi
kepala lurus dengan tulang belakang.
Manfaat:
Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang
(corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi
jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh
bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi relaksasi bagi
otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih
untuk mencegah gangguan prostat.
I’TIDAL
Posisi: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah, mengangkat kedua tangan setinggi telinga.
Manfaat:
Itidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud. Gerak
berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik.
Organ organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan
pelonggaran secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
SUJUD
Posisi: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai.
Manfaat:
Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung
di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke
otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu,
lakukan sujud dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah
mencukupi kapasitasnya di otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan
wasir. Khusus bagi wanita, baik rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar
biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
DUDUK
Posisi:
Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk
(tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat:
Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan
syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal
paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk
tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih
(urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens.
Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi
posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot
tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan
harmonis inilah yang menjaga. kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak
kita.
SALAM
Posisi: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi
otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala.
Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan kulit wajah.
BERIBADAH secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi
mempercantik diri wanita luar dan dalam.
PACU KECERDASAN
Gerakan sujud dalam salat tergolong unik. Falsafahnya
adalah manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah
dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi
(ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang
didalami Prof . Sholeh, gerakan ini mengantar manusia pada derajat
setinggi-tingginya. Mengapa? Dengan melakukan gerakan
sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima
banyak pasokan darah. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas
kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Itu artinya,
otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja
sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat
memacu kecerdasan. Risetnya telah mendapat pengakuan dari Harvard
Universitry , AS. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak
dikenalnya menyatakan masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset
pengembangan khusus mengenai gerakan sujud.
PERINDAH POSTUR
Gerakan-gerakan
dalam salat mirip yoga atau peregangan (stretching) . Intinya untuk
melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan salat
dibandingkan gerakan lainnya adalah salat menggerakan anggota tubuh
lebih banyak, termasuk jari kaki dan tangan. Sujud adalah latihan
kekuatan untuk otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban
tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat
inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi
kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya
tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
MUDAHKAN PERSALINAN
Masih
dalam pose sujud, manfaat lain bisa dinikmati kaum hawa. Saat pinggul
dan pinggang terangkat melampaui kepala dan dada, otot-otot perut
(rectus abdominis dan obliquus abdominis externuus) berkontraksi penuh.
Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam
dan lama. Ini menguntungkan wanita karena dalam persalinan dibutuhkan
pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot
perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami
ia justru lebih elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat
mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya
kembali (fiksasi).
MEMPERBAIKI KESUBURAN
Setelah
sujud adalah gerakan duduk. Dalam salat ada dua macam sikap duduk,
yaitu duduk iftirosy (tahiyyat awal) dan duduk tawarruk (tahiyyat
akhir). Yang terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah
perineum. Bagi wanita, inilah daerah paling terlindung karena terdapat
tiga lubang, yaitu liang persenggamaan, dubur
untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat duduk tawarruk, tumit
kaki kiri harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan
di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal
paha kanan. Pada posisi! ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan
daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi
di daerah perineum.
Minggu, 06 April 2014
#Fakta Buah Zaitun
Rahasia dan manfaat buah zaitun

Demikian pula didalam hadits Rasulullah Saw, beliau bersabda,"Hendaklah
kalian menggunakan minyak zaitun sebagai lauk dan buatlah ia sebagai
minyak oles, karena ia (minyak zaitun) berasal dari pohon yang
diberkahi." (HR Abu Daud).
Para
ulama juga banyak menyebutkan tentang keutamaan minyak zaitun dan
manfaatnya yang sangat besar ditinjau dari sisi gizi dan pengobatan,
seperti diantaranya Imam Ibnul Qoyyim Al jauziyah dalam kitabnya At Thibb An- Nabawiyah. Demikian pula dengan kedokteran modern sudah mengakui keunggulan minyak zaitun untuk pengobatan, diantaranya :
- DR Scoot Grandy dari Universitas Texas dan DR Satsoon dari Universitas California, keduanya mengadakan penelitian tentang menurunnya jumlah penderita penyakit liver pada sebuah daerah yang masyarakatnya menjadikan minyak zaitun sebagai campuran makanan.
- Tanggal 21 April 1997 diselenggarakan pertemuan ilmiah di Roma yang dihadiri pakar medis, mereka mengupas dan mengeluarkan keputusan penting tentang minyak zaitun, dalam siaran persnya mereka menegaskan bahwa minyak zaitun dapat melindungi serangan penyakit arteriole (saluran darah kecil di hepar/liver dan menghambat naiknya kolesterol darah), tekanan darah dan diabetes sebagaimana ia melindungi dari serangan sebagian penyakit kanker.
- Minyak zaitun dapat menurunkan tingkat kolesterol LDL dan meningkatkan kolesterol HDL, tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap kolesterol yang bermanfaat, sehingga organ hati dan jantung akan terjaga serta rusaknya urat dalam tubuh.
- Prof. Asman dari Universitas Monster, Jerman, memaparkan bahwa kebiasaan menggunakan minyak zaitun memberikan peluang cukup besar untuk dapat melindungi diri dari sejumlah serangan kanker; kangker usus besar, rahim, indung telur.
- Archieves of Internal Medicine, edisi Agustus 1998 menegaskan bahwa kebiasaan mengkonsumsi satu sendok makan zaitun setiap hari, memungkinkan untuk dapat mengurangi terkena kanker payudara hingga 45%.
- Dan masih banyak penelitian medis kedokteran moden lainnya yang telah secara ilmiah terbukti mampu mencegah dan mengobati beragam penyakit.
Rahasia dan Manfaat Minyak Zaitun
Nabi
Muhammad Saw, telah berpesan agar kita mengkonsumsi dan memakai zaitun
sebagai minyak. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, ada enam belas
pakar kedokteran paling tersohor di dunia berkumpul di Roma, pada
tanggal 21 April 1997 M, untuk menerbitkan beberapa pengarahan dan
keputusan bersama tentang tema “Minyak Zaitun dan Nutrisi Laut Putih
Tengah”.
Dalam pernyataan tersebut,
mereka menegaskan bahwa mengkonsumsi minyak zaitun bisa memberikan andil
melindungi tubuh dari serangan penyakit jantung koroner, kenaikan
kolesterol darah, kenaikan tekanan darah, serta sakit diabetes dan
obesitas, disamping minyak zaitun juga berkhasiat mencegah terjadinya
beberapa jenis kanker.
Minyak Zaitun Mengurangi Kolesterol Berbahaya
Berbagai
riset membuktikan adanya fakta yang tidak menyisakan keraguan lagi,
bahwa minyak zaitun menurunkan total kadar kolesterol dan kolesterol
berbahaya, tanpa mengurangi kandungan kolesterol yang bermanfaat.
Minyak Zaitun Mengurangi Resiko Terjadinya Penyumbatan (Trombosis) dan Penebalan (Arteriosklerosis) Pembuluh Darah.
Dalam
sebuah kajian yang dipublikasikan pada bulan Desember tahun 1999 M di
Majalah AMJ CLIN NUTRL para peneliti menyatakan, bahwa nutrisi yang kaya
kandungan minyak zaitun bisa mengurangi pengaruh negatif lemak dalam
makanan terhadap terjadinya pembekuan darah, dan selanjutnya mengurangi
terjadinya penebalan pembuluh nadi jantung.
Minyak Zaitun Menurunkan Angka Kematian
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam majalah Lanst
yang terkenal pada 20 Desember 1999 M, menunjukkan bahwa negara paling
miskin di Eropa, yaitu Albania, yang berpenduduk muslim, memiliki
keistimewaan sedikitnya angka kematian di sana. Angka kematian di
Albania dikalangan pria adalah 41 orang dari setiap 100.000 orang,
separuh dari keadaan di Britania. Hal itu dipengaruhi oleh konsumsi
minyak zaitun dalam makanan para penduduk Albania.
Minyak Zaitun Mengurangi Pemakaian Obat-obatan Penurun Tekanan Darah Tinggi
Sebuah studi yang dilakukan oleh Dr. Aldovaroro di Universitas Napoli, Italia dan dipublikasikan dalam Majalah Archives of Internal Medicine,
tanggal 27 Maret 2000 M, telah diadakan studi terhadap 32 pasien yang
terkena penyakit tekanan darah tinggi dan mereka itu mengkonsumsi
obat-obatan untuk darah tinggi.
Hasil studi menunjukkan penurunan tekanan darah dalam kadar 7 poin dikalangan mereka yang mengkonsumsi minyak zaitun.
Minyak Zaitun Mengurangi Serangan Kanker
Para
peneliti menyatakan bahwa sebab menurunnya rasio kematian akibat
serangan kanker di Laut Putih Tengah adalah karena makanan penduduk
negeri tersebut mengandung minyak zaitun sebagai sumber utama lemak,
disamping mengandung sayur-sayuran, buah-buahan, dan kol.
Minyak Zaitun Mencegah Timbulnya Kanker
Profesor
Asman, Ketua Akademi Studi Arteriosclerosis di Universitas Monstar,
Jerman, dia merupakan peneliti paling menonjol di dunia di bidang
kedokteran dan arteriosclerosis, ia berkata,"Pengkonsumsian minyak
zaitun bisa melindungi tubuh dari serangan sejumlah kanker lainnya,
diantaranya kanker colon, kanker rahim, kanker ovarium, sekalipun jumlah studi ini masih terlalu minim."
Minyak Zaitun dan Kanker Payudara
Sebuah
studi yang dipublikasikan di bulan November 1995 dan dilakukan terhadap
2.564 wanita yang terkena kanker payudara, menegaskan bahwa ada
korelasi terbalik antara kemungkinan terjadinya kanker payudara dengan
pengkonsumsian minyak zaitun, dan bahwa banyak mengkonsumsi minyak
zaitun memberikan andil dalam melindungi seseorang dari serangan kanker
payudara.
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Majalah Archives of Internal Medicine
edisi Agustus 1998 M menegaskan bahwa pengkonsumsian sesendok makan
minyak zaitun setiap hari bisa mengurangi bahaya terjadinya kanker
payudara sampai pada kadar 45%.
Minyak Zaitun dan Kanker Rahim
Majalah
Kanker Britania mempublikasikan di bulan Mei 1996 M sebuah studi yang
dilakukan terhadap 145 wanita Yunani yang terkena kanker rahim. Para
peneliti mengkorelasikan antara wanita-wanita yang terkena kanker rahim
tersebut dengan wanita-wanita yang banyak mengkonsumsi minyak zaitun.
Ternyata, para wanita yang mengkonsumsi minyak zaitun lebih sedikit yang
terkena kanker rahim. Dimana kemungkinan terjadinya kanker pada mereka
turun sampai 26%.
Minyak Zaitun dan Kanker Lambung
Sejumlah
studi ilmiah modern menunjukkan bahwa mengkonsumsi minyak zaitun secara
teratur bisa mengurangi terjadinya kanker lambung. Tapi masih
diperlukan berbagai studi ilmiah lanjutan mengenai hal ini.
Minyak Zaitun dan Kanker Colon
Ada
juga beberapa studi yang menunjukkan bahwa mengkonsumsi buah-buahan,
sayur-sayuran, dan minyak zaitun, memainkan peran penting dalam
melindungi tubuh dari serangan kanker colon.
Minyak Zaitun dan Kanker Kulit (Melanoma)
Majalah Dertmatdogg Times
edisi bulan Agustus 2000 M menyebutkan sebuah studi yang menunjukkan
bahwa menggunakan minyak zaitun setelah renang sebagai krim kulit dan
berjemur, akan melindungi terjadinya kanker kulit (melanoma).
Minyak Zaitun Mengurangi Timbulnya Tukak Lambung
Dr.
Samût, dari Universitas Harvard Amerika, menyampaikan sebuah studi di
Kongres Terakhir Organisasi Penyakit Sistem Pencernaan Amerika yang
diadakan pada bulan Oktober 2000 M. Dr. Samût menegaskan bahwa gizi yang
terkandung dalam minyak zaitun bisa memiliki pengaruh positif dalam
melindungi tubuh dari kanker lambung dan mengurangi timbulnya penyakit
tukak lambung.
Minyak Zaitun Berkhasiat Seperti ASI
Dalam
sebuah studi modern yang dipublikasikan di bulan Februari 1996 M di
Universitas Barcelona, Spanyol, yang dilakukan terhadap empat puluh
wanita yang menyusui, diambil sampel ASI dari mereka. Para peneliti
menemukan bahwa kebanyakan lemak yang terkandung didalam ASI termasuk
jenis lemak yang berantai tunggal. Jenis lemak ini dikategorikan sebagai
lemak terbaik yang seharusnya dikonsumsi oleh manusia, dan itulah jenis
lemak yang terkenal terdapat dalam minyak zaitun.
Minyak Zaitun Mengurangi Peradangan Sendi
Majalah
AMJ CLIN NUTR edisi November 1999 M, mempu-blikasikan sebuah penelitian
yang dilakukan terhadap 145 pasien pengidap sakit persendian semacam arthritis
di Yunani Utara. Mereka dikorelasikan dengan 108 orang yang sehat.
Dalam penelitian ini terlihat bahwa pengkonsumsian minyak zaitun bisa
memberikan andil dalam melindungi tubuh dari terjadinya penyakit ini.
Minyak Zaitun Membunuh Kutu Kepala
Beberapa
studi yang dilakukan di beberapa Universitas dan Akademi di Amerika,
tentang kutu kepala, menunjukkan bahwa penggunaan minyak zaitun sebagai
minyak rambut yang terkena kutu, dalam beberapa jam saja bisa membunuh
kutu yang ada di kepala.
Minyak zaitun Mencegah Penyakit Radang Usus Besar
Konferensi Digestive Disease Week
di New Orleans tahun 2010, para ahli di Inggris mengindikasikan bahwa
peningkatan konsumsi minyak zaitun dapat menekan resiko mengidap ulcerative colitis
atau penyakit akibat radang usus besar. Radang usus besar adalah
penyakit radang isi perut yang mengakibatkan bisul di saluran dubur dan
usus besar, sehingga mengakibatkan nyeri di dalam perut, diare dan
hilangnya berat badan.
"Minyak
zaitun tampaknya membantu mencegah perkembangan radang usus besar dengan
cara mengeblok bahan kimia di usus besar yang menambah parah radang
pada penyakit tersebut," kata pemimpin studi itu Dr. Andrew Hart. "Kami
memperkirakan bahwa sekitar separuh kasus radang usus besar dapat
dicegah jika Minyak Zaitun dikonsumsi dalam jumlah yang lebih banyak.
Dua-sampai-tiga sendok makan minyak zaitun per hari akan memiliki dampak
melindungi," katanya.
#Fakta Siwak
Manfa'at Siwak Untuk Kesehatan Gigi

Penelitian ilmiah modern
mengukuhkan, bahwa siwak mengandung zat yang melawan pembusukan, zat
pembersih yang membantu membunuh kuman, memutihkan gigi, melindungi gigi
dari kerapuhan, bekerja membantu merekatkan luka gusi dan
pertumbuhannya secara sehat, dan melindungi mulut serta gigi dari
berbagai penyakit. Sebagaimana telah terbukti bahwa siwak memiliki
manfaat mencegah kanker.”
Dalam
penemuan ini terdapat dua mukjizat bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Mukjizat pertama, yaitu manfaat-manfaat yang tampak pada
siwak. Dengan ini, berarti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
adalah orang pertama yang memerintahkan melindungi mulut dari berbagai
macam penyakit. Mukjizat kedua, yaitu bagaimana Muhammad shallallahu
‘alaihi wasallam bisa mengetahui dari sekian juta jenis pohon-pohonan,
bahwa pohon siwak (saludora persica) mengandung banyak manfaat bagi
manusia?
Inilah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menganjurkan kita untuk bersiwak,
“Siwak adalah pembersih mulut dan sebab ridhanya Rabb.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Selain
efek-efek higienis, siwak juga menstimulasi BAS (Biologically Active
Spots = Titik Aktif Biologis) yang terletak di antara gigi dan gusi.
Titik-titik ini mengatur enam organ (telinga, mata, hidung, lidah, dan
oesophagus (saluran makanan dari mulut ke perut), tiga pasang cells
(wedge shaped, rahang atas, ethmoid), sinus, sendi temporal rahang
bawah, dan 28 saraf tulang belakang yang mengatur fungsi-fungsi secara
praktis semua organ, otot, dans endi pada ekstremitas atas dan bawah.
Titik-titik
yang sama mengatur fungsi sejumlah organ seperti empedu dan kantong
empedu, liver, ginjal, perut, pancreas, limpa, paru-paru, jantung, usus
besar dan usus kecil.
Terpijitnya BAS
pada mulut oleh siwak akan meredakan rasa sakit dan menurunkan
ketegangan otot-otot neurorefleks yang disebabkan oleh osteochondros
(sejenis penyakit tulang). Penggunaan siwak secara teratur, selain
mencegah penyakit, ia juga mengatur perkembangan 70 BAS dan membantu
pikiran kita agar jernih. Dengan demikian, sebatang siwak yang digunakan
dengan penuh keimanan dapat menggantikan peran dokter spesialis.
Kandungan Kimia Batang Kayu Siwak
Hasil
penelitian oleh Al-Lafi dan Ababneh (1995) terhadap kayu siwak
menunjukkan bahwa siwak mengandung mineral-mineral alami yang dapat
membunuh bakteri, menghilangkan plaque, mencegah gigi berlubang serta
memelihara gusi.
Siwak memiliki kandungan kimiawi yang bermanfaat, seperti :
- Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat kandungan serupa mustard di dalamnya yang merupakan substansi antibacterial acids tersebut.
- Kandungan kimia, seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur, Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-bahan ini sering diekstrak sebagai bahan penyusun pasta gigi.
- Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi harum dan menghilangkan bau tak sedap.
- Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga merupakan penyebab utama tanggalnya gigi secara premature.
- Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan mulut.
Menurut
laporan Lewis (1982), penelitian kimiawi terhadap tanaman ini telah
dilakukan semenjak abad ke-19, dan ditemukan sejumlah besar klorida,
fluor, trimetilamin dan resin. Kemudian dari hasil penelitian Farooqi
dan Srivastava (1990) ditemukan silika, sulfur dan vitamin C. Kandungan
kimia tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut dimana
trimetilamin dan vitamin C membantu penyembuhan dan perbaikan jaringan
gusi. Klorida bermanfaat untuk menghilangkan noda pada gigi, sedangkan
silika dapat bereaksi sebagai penggosok. Kemudian keberadaan sulfur
dikenal dengan rasa hangat dan baunya yang khas, adapun fluorida berguna
bagi kesehatan gigi sebagai pencegah terjadinya karies dengan
memperkuat lapisan email dan mengurangi larutnya terhadap asam yang
dihasilkan oleh bakteri.
Penelitian
lain dengan menjadikan bubuk siwak sebagai bahan tambahan pada pasta
gigi dibandingkan dengan penggunaan pasta gigi tanpa campuran bubuk
siwak menunjukkan bahwa prosentase hasil terbaik bagi kebersihan gigi
secara sempurna adalah pasta gigi dengan butiran-butiran bubuk siwak,
karena butiran-butioran tersebut mampu menjangkau sela-sela gigi secara
sempurna dan mengeluarkan sisa-sisa makanan yang masih bersarang pada
sela-sela gigi. Sehingga banyak perusahaan-perusahaan di dunia
menyertakan bubuk siwak ke dalam produk pasta gigi mereka. WHO pun turut
menjadikan siwak termasuk komoditas kesehatan yang perlu dipelihara dan
dibudidayakan.
Waallahu 'Alam.
# seni kaligrafi
Seni dan Gaya Penulisan Kaligrafi
Penulisan kaligrafi merupakan salah satu bentuk keindahan Alquran
yang disebut juga seni menulis indah . Kaligrafi diciptakan dan
dikembangkan oleh kaum Muslim sejak kedatangan Islam. Dibandingkan seni
Islam yang lain, kaligrafi memperoleh kedudukan yang paling tinggi dan
merupakan ekspresi semangat Islam yang sangat khas. Oleh karena itu,
kaligrafi sering disebut sebagai 'seninya seni Islam' (the art of
Islamic).
Meski karya kaligrafi
identik dengan tulisan Arab, kata kaligrafi itu sendiri berasal
dari bahasa Yunani (Kalios: indah dan graphia: tulisan). Sementara itu, bahasa Arab
mengistilahkannya dengan khatt (tulisan atau garis) yang ditujukan pada
tulisan yang indah (al-kitabah al-jamilah atau al-khatt al-jamil).
Akar kaligrafi
Arab sebenarnya adalah tulisan hieroglif Mesir, yang kemudian terpecah
menjadi "khatt Feniqi" (Fenisia), Arami (Aram), dan Musnad (kitab yang
memuat segala macam hadits).
Menurut al-Maqrizi, seorang ahli sejarah abad ke-4, tulisan kaligrafi
Arab pertama kali dikembangkan oleh masyarakat Himyar (suku yang
mendiami Semenanjung Arab bagian barat daya sekitar 115-525 SM). Musnad
merupakan kaligrafi Arab kuno yang mula-mula berkembang dari sekian
banyak jenis khatt yang dipakai oleh masyarakat Himyar. Dari tulisan tua
Musnad yang berkembang di Yaman, lahirlah khatt Kufi.
Sebagai
seni tulis yang melahirkan karya artistik yang bermutu tinggi,
kaligrafi memiliki aturan dan teknik khusus dalam pengerjaannya. Bukan
hanya pada teknik penulisan, tetapi juga pada pemilihan warna, bahan
tulisan, medium, hingga pena. Secara teknis kaligrafi juga sangat
bergantung pada prinsip geometri dan aturan tentang keseimbangan. Aturan
keseimbangan ini secara fundamental didukung oleh huruf alif dan titik
yang menjadi penanda dan pembeda bagi beberapa huruf Arab. Meski dalam
perkembangannya muncul ratusan gaya penulisan kaligrafi, tidak semua
gaya tersebut bertahan hingga saat ini. Ada sembilan gaya penulisan
kaligrafi yang populer yang dikenal oleh para pecinta seni kaligrafi.
1. Kufi

2. Tsuluts

3. Naskhi

4. Riq'ah

5. Ijazah (Raihani)

6. Diwani

7. Diwani Jali

8. Farisi

9. Moalla

# sejarah kekhalifahan islam
Sejarah KeKhalifahan Islam
Rasulullah
SAW telah memerintahkan kepada kaum muslimin agar mereka mengangkat
seorang khalifah setelah beliau SAW wafat, yang dibai'at dengan bai'at
syar'i untuk memerintahkan kaum muslimin berdasarkan Kitabullah dan
Sunah Rasulullah SAW. Menegakkan syari'at Allah dan berjihad bersama
kaum muslimin melawan musuh-musuh Allah.
Rasulullah SAW bersabda , "Sesungguhnya
tidak ada Nabi setelah aku dan akan ada para khalifah, dan banyak
(jumlahnya)." para sahabat bertanya, "Apa yang engkau perintahkan kepada
kami? Nabi SAW menjawab, "penuhilah bai'at yang pertama, dan yang
pertama. Dan Allah akan bertanya kepada mereka apa-apa yang mereka
pimpin." (HR. MUSLIM).
Rasulullah
SAW berwasiat kepada kaum muslimin, agar jangan sampai ada masa tanpa
adanya khalifah (yang memimpin kaum muslimin). Jika hal ini terjadi,
dengan tiadanya seorang khalifah, maka wajib bagi kaum muslimin berupaya
mengangkat khalifah yang baru, meskipun hal itu berakibat pada
kematian.
Sabda Rasulullah SAW, "Barang
siapa mati dan dipundaknya tidak membai'at Seorang imam (khalifah),
maka matinya (seperti) mati (dalam keadaan) jahiliyyah."
Rasulullah SAW juga bersabda, "Jika
kalian menyaksikan seorang khalifah, hendaklah kalian taat, walaupun
(ia) memukul punggungmu. Sesungguhnya jika tidak ada khalifah, maka akan
terjadi Kekacauan." (HR. THABARANI)
sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkan (kepada kita) untuk taat kepada khalifah. Allah berfirman : "Hai orang-orang yang berfirman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya) dan ulil amri diantara kamu." (AN NISA :59)
Kaum
muslimin telah menjaga wasiat Rasulullah SAW tersebut sepanjang 13
abad. Selama interval waktu itu, kaum muslimin tidak pernah menyaksikan
suatu kehidupan tanpa ada (dipimpin) seorang khalifah yang mengatur
urusan-urusan mereka. Ketika seorang khalifah meninggal atau diganti, "ahlul halli wal 'aqdi"
segera mencari, memilih, dan menentukan pengganti khalifah terdahulu.
Hal ini terus berlangsung pada masa-masa Islam (saat itu). Setiap masa,
kaum muslimin senantiasa menyaksikan bai'at kepada khalifah atas dasar
taat. Ini dimulai sejak masa Khulafaur Rasyidin hingga periode para
Khalifah dari Dinasti 'Utsmaniyyah.
Kaum muslimin mengetahui bahwa khalifah pertama dalam sejarah Islam adalah Abu Bakar RA,
akan tetapi mayoritas kaum muslimin saat ini, tidak mengetaui bahwa
Sultan 'Abdul Majid II adalah khalifah terakhir yang dimiliki oleh umat
Islam, pada masa lenyapnya Daulah Khilafah Islamiyyah akibat ulah
Musthafa Kamal yang menghancurkan sistem kilafah dan meruntuhnya Dinasti
'Utsmaniyyah. Fenomena ini terjadi pada tanggal 27 Rajab 1342 H.
Dalam
sejarah kaum muslimin hingga hari ini, pemerintah Islam dibawah
institusi Khilafah Islamiah pernah dipimpin oleh 104 khalifah. Mereka
(para khalifah) terdiri dari 5 orang khalifah dari khulafaur raasyidin,
14 khalifah dari dinasti Umayyah, 18 khalifah dari dinasti 'Abbasiyyah,
diikuti dari Bani Buwaih 8 orang khalifah, dan dari Bani Saljuk 11 orang
khalifah. Dari sini pusat pemerintahan dipindahkan ke kairo, yang
dilanjutkan oleh 18 orang khalifah. Setelah itu khalifah berpindah
kepada Bani 'Utsman. Dari Bani ini terdapat 30 orang khalifah. Umat
masih mengetahui nama-nama para khulafaur rasyidin dibandingkan dengan
yang lain. Walaupun mereka juga tidak lupa dengan Khalifah 'Umar bin
'Abd al-'Aziz, Harun al-rasyid, Sultan 'Abdul Majid, serta
khalifah-khalifah yang masyur dikenal dalam sejarah.
Masa khulafaur Rasyidin
- Abu Bakar as-Siddiq RA (tahun 11-13 H / 632-634 M).
- 'Umar bin khattab RA (tahun 13-23 H / 634-644 M).
- 'Utsman bin 'Affan RA (tahun 23-35 H / 644-656 M).
- Ali bin Abi Thalib KW (tahun 35-40 H / 656-661 M).
- Al-Hasan bin Ali ra (tahun 40 H / 661 M).
Masa Khilafah Islamiyah
Setelah
mereka, khalifah berpindah ke tangan Bani Umayyah yang berlangsung
lebih dari 89 tahun. Khalifah pertama adalah Mu'awiyyah. Sedangkan
khalifah terakhir adalah Marwan bin Muhammad bin Marwan bin Hakam. Masa
kekuasaan mereka sebagai berikut:
- Mu'awiyah bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H / 661-680 M).
- Yazid bin Mu'awiyah (tahun 61-64 H / 680-683 M).
- Mu'awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H / 683-684 M).
- Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H / 684-685 M).
- 'Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-68 H / 685-705 M).
- Walid bin 'Abdul Malik (tahun 86-97 H / 705-715 M).
- Sulaiman bin 'Abdul Malik (tahun 97-99 H / 715-717 M).
- 'Umar bin 'Abdul 'Aziz (tahun 99-102 H / 717-720 M).
- Yazid bin 'Abdul Malik (tahun 102-106 H / 720-724 M).
- Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H / 724-743 M).
- Walid bin Yazid (tahun 126 H / 744 M).
- Yazid bin Walid (tahun 127 H / 744 M).
- Ibrahim bin Walid (tahun 127 H / 744 M).
- Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H / 744-750 M).
Setelah Bani Umayyah, Kekhalifahan berpindah ke tangan Bani Abassiyah dan bani-bani yang lain. Mereka adalah sebagai berikut:
I. Dari Bani 'Abbas- Abul 'Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H / 750-754 M).
- Abu Ja'far al-Mansyur (tahun 137-159 H / 754-775 M).
- Al-Mahdi (tahun 159-169 H / 775-785 M).
- Al-Hadi (tahun 169-170 H / 785-786 M).
- Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H / 786-809 M).
- Al-Amiin (tahun 194-198 H / 809-813 M).
- Al-Ma'mun (tahun 198-217 H / 813-833 M).
- Al-Mu'tashim Billah (tahun 218-228 H / 833-842 M).
- Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H / 842-847 M).
- Al-Mutawakil 'Ala al-Allah (tahun 232-247 H / 847-861 M).
- Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H / 861-862 M).
- Al-Musta'in Billah (tahun 248-252 H / 862-866 M).
- Al-Mu'taz Billah (tahun 252-256 H / 866-869 M).
- Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H / 869-870 M).
- Al-Mu'tamad 'Ala al-Allah (tahun 257-279 H / 870-892 M).
- Al-Mu'tadla Billah (tahun 279-290 H / 892-902 M).
- Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H / 902-908 M).
- Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H / 908-932 M).
- Al-Qahir Billah (tahun 320-323 H / 932-934 M).
- Al-Radli Billah (tahun 323-329 H / 934-940 M).
- Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H / 940-944 M).
- Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H / 944-946 M).
- Al-Muthi' Lillah (tahun 335-364 H / 946-974 M).
- Al-Thai'i Lillah (tahun 364-381 H / 974-991 M).
- Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H / 991-1031 M).
- Al-Qa'im Bi Amrillah (tahun 423-468 H / 1031-1075 M).
- Al Mu'tadi Biamrillah (tahun 468-487 H / 1075-1094 M).
- Al Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H / 1094-1118 M).
- Al Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H / 1118-1135 M).
- Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H / 1135-1136 M).
- Al Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H / 1136-1160).
- Al Mustanjid Billah (tahun 555-566 H / 1160-1170 M).
- Al Mustadhi'u Biamrillah (tahun 566-576 H / 1170-1180 M).
- An Naashir Liddiinillah (tahun 576-622 H / 1180-1225 M).
- Adh Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H / 1225-1226 M).
- Al Mustanshir Billah (tahun 623-640 H / 1226-1242 M).
- Al Mu'tashim Billah ( tahun 640-656 H / 1242-1258 M).
Setelah
itu kaum muslimin hidup selama 3,5 tahun tanpa seorang khalifah pun.
Ini terjadi karena serangan orang-orang Tartar ke negeri-negeri Islam
dan pusat kekhalifahan di Baghdad. Namun demikian, kaum muslimin di
Mesir, pada masa dinasti Mamaluk tidak tinggal diam, dan berusaha
mengembalikan kembali kekhilafahan. kemudian mereka membai'at Al
Muntashir dari Bani Abbas. Ia adalah putra Khalifah al-Abbas al-Dhahir
Biamrillah dan saudara laki-laki khalifah Al Mustanshir Billah, paman
dari khalifah Al Mu'tashim Billah. Pusat pemerintahan dipindahkan lagi
ke Mesir. Khalifah yang diangkat dari mereka ada 18 orang yaitu :
- Al Mustanshir billah II (tahun 660-661 H / 1261-1262 M).
- Al Haakim Biamrillah I ( tahun 661-701 H / 1262-1302 M).
- Al Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H / 1302-1334 M).
- Al Watsiq Billah I (tahun 732-742 H / 1334-1354 M).
- Al Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H / 1343-1354 M).
- al Mu'tadlid Billah I (tahun 753-763 H / 1354-1364 M).
- Al Mutawakkil 'Alallah I (tahun 763-785 H / 1363-1386 M).
- Al Watsir Billah II (tahun 785-788 H / 1386-1389 M).
- Al Mu'tashim (tahun 788-791 H / 1389-1392 M).
- Al Mutawakkil 'Alallah II (tahun 791-808 H / 1392-1409 M).
- Al Musta'in Billah (tahun 808-815 H / 1409-1416 M).
- Al Mu'tadlid Billah II (tahun 815-845 H / 1416-1446 M).
- Al Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H / 1446-1455 M).
- Al Qa'im Biamrillah (tahun 754-859 H / 1455-1460 M).
- Al Mustanjid Billah (tahun 859-884 H / 1460-1485 M).
- Al Mutawakkil 'Alallah (tahun 884-893 H / 1485-1494 M).
- Al Mutamasik Billah (tahun 893-914 H / 1494-1515 M).
- Al Mutawakkil 'Alallah V (tahun 914-918 H / 1515-1517 M).
Ketika
daulah Islamiyah Bani Saljuk berakhir di anatolia, Kemudian muncul
kekuasaan yang berasal dari Bani Utsman dengan pemimpinnya "Utsman bin
Arthagherl sebagai khalifah pertama Bani Utsman, dan berakhir pada masa
khalifah Bayazid II (918 H/1500 M) yang diganti oleh putranya Sultan
Salim I. Kemudian khalifah dinasti Abbasiyyah, yakni Al Mutawakkil
"alallah diganti oleh Sultan Salim. Ia berhasil menyelamatkan
kunci-kunci al-Haramain al-Syarifah. Dari dinasti Utsmaniyah ini telah
berkuasa sebanyah 30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad
keenam belas Masehi. Nama-nama mereka adalah sebagai berikut:
- Salim I (tahun 918-926 H / 1517-1520 M).
- Sulaiman al-Qanuni (tahun 916-974 H / 1520-1566 M).
- Salim II (tahun 974-982 H / 1566-1574 M).
- Murad III (tahun 982-1003 H / 1574-1595 M).
- Muhammad III (tahun 1003-1012 H / 1595-1603 M).
- Ahmad I (tahun 1012-1026 H / 1603-1617 M).
- Musthafa I (tahun 1026-1027 H / 1617-1618 M).
- 'Utsman II (tahun 1027-1031 H / 1618-1622 M).
- Musthafa I (tahun 1031-1032 H / 1622-1623 M).
- Murad IV (tahun 1032-1049 H / 1623-1640 M).
- Ibrahim I (tahun 1049-1058 H / 1640-1648 M).
- Mohammad IV (1058-1099 H / 1648-1687 M).
- Sulaiman II (tahun 1099-1102 H / 1687-1691M).
- Ahmad II (tahun 1102-1106 H / 1691-1695 M).
- Musthafa II (tahun 1106-1115 H / 1695-1703 M).
- Ahmad II (tahun 1115-1143 H / 1703-1730 M).
- Mahmud I (tahun 1143-1168 / 1730-1754 M).
- "Utsman IlI (tahun 1168-1171 H / 1754-1757 M).
- Musthafa II (tahun 1171-1187H / 1757-1774 M).
- 'Abdul Hamid (tahun 1187-1203 H / 1774-1789 M).
- Salim III (tahun 1203-1222 H / 1789-1807 M).
- Musthafa IV (tahun 1222-1223 H / 1807-1808 M).
- Mahmud II (tahun 1223-1255 H / 1808-1839 M).
- 'Abdul Majid I (tahun 1255-1277 H / 1839-1861 M).
- "Abdul 'Aziz I (tahun 1277-1293 H / 1861-1876 M).
- Murad V (tahun 1293-1293 H / 1876-1876 M).
- Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H / 1876-1909 M).
- Muhammad Risyad V (tahun 1328-1339 H / 1909-1918 M).
- Muhammad Wahiddin II (tahun 1338-1340 H / 1918-1922 M).
- 'Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H / 1922-1924 M).
Sekali
lagi terjadi dalam sejarah kaum muslimin, hilangnya kekhalifahan.
Sayangnya, kaum muslimin saat ini tidak terpengaruh, bahkan tidak peduli
dengan runtuhnya kekhilafahan. Padahal menjaga kekhilafahan tergolong
kewajiban yang sangat penting. Dengan lenyapnya institusi kekhilafahan,
mengakibatkan goncangnya dunia Islam, dan memicu instabilitas di seluruh
negeri Islam. Namun sangat disayangkan, tidak ada (pengaruh) apapun
dalam diri umat, kecuali sebagian kecil saja.
Jika
kaum muslimin pada saat terjadinya serangan pasukan Tartar ke negeri
mereka, mereka sempat hidup selama 3,5 tahun tanpa ada khalifah, maka
umat Islam saat ini, telah hidup selama lebih dari 75 tahun tanpa
keberadaan seorang khalifah. Seandainya negara-negara Barat tidak
menjajah dunia Islam, dan seandainya tidak ada penguasa-penguasa muslim
bayaran, seandainya tidak ada pengaruh tsaqofah, peradaban, dan berbagai
persepsi kehidupan yang dipaksakan oleh Barat terhadap kaum muslimin,
sungguh kembalinya kekhilafahan itu akan jauh lebih mudah. Akan tetapi
kehendak Allah berlaku bagi ciptaanNya dan menetapkan umat ini hidup
pada masa yang cukup lama.
Umat Islam
saat ini hendaknya mulai rindu dengan kehidupan mulia di bawah naungan
Daulah Khilafah Islamiyah. Dan Insya Allah Daulah Khilafah itu akan
berdiri. Sebagaimana sabda Rasulullah "...kemudian akan tegak Khilafah
Rasyidah yang sesuai dengan manhaj Nabi". Kami dalam hal ini tidak hanya
yakin bahwa kekhilafahan akan tegak, lebih dari itu, kota Roma (sebagai
pusat agama Nashrani) dapat ditaklukkan oleh kaum muslimin setelah
dikalahkannya Konstantinopel yang sekarang menjadi Istambul. Begitu pula
daratan Eropa, Amerika, dan Rusia akan dikalahkan. Kemudian Daulah
Khilafah Islamiyah akan menguasai seluruh dunia setelah berdirinya pusat
Daulah Khilafah. Sungguh hal ini dapat terwujud dengan Izin Allah. Kita
akan menyaksikannya dalam waktu yang sangat dekat. Insya Allah.
#fakta mengucap istighfar
FAKTA TENTANG KEDAHSYATAN MENGUCAP ISTIGFAR
1. MENGGEMBIRAKAN ALLAH
1. MENGGEMBIRAKAN ALLAH
Rasulullah bersabda, “Sungguh, Allah lebih gembira dengan taubat
hamba-Nya daripada kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan
ontanya yang hilang di padang pasir.” (HR.Bukhari dan Muslim).
2. DICINTAI ALLAH
Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang
bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.”
(QS.al-Baqarah: 222). Rasulullah bersabda, “Orang yang bertaubat adalah
kekasih Allah. Orang yang bertaubat atas dosanya, bagaikan orang yang
tidak berdosa.”(HR.Ibnu Majah).
3. DOSA-DOSANYA DI AMPUNI
Rasulullah bersabda, “Allah telah berkata,’Wahai hamba-hamba-Ku, setiap
kalian pasti berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian
kepada-Ku, niscaya kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini
bahwa Aku punya kemampuan untuk mengamouni dosa-dosanya, maka Aku akan
mengampuninya dan Aku tidak peduli (beberapa banyak dosanya).”(HR.Ibnu
Majah, Tirmidzi).
Imam Qatadah berkata,”Al-Qur’an telah
menunjukkan penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah
dosa, dan obat kalian adalah istighfar.” (Kitab Ihya’Ulumiddin: 1/410).
4. SELAMAT DARI API NERAKA
Hudzaifah pernah berkata, “Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap
keluargaku, Wahai Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan ku
masuk neraka’. Rasulullah bersabda,’Dimana posisimu terhadap istighfar?
Sesungguhnya, aku senantiasa beristighfar kepada Allah sebanyak seratus
kali dalam sehari semalam’.” (HR.Nasa’i, Ibnu Majah, al-Hakim dan
dishahihkannya).
5. MENDAPAT BALASAN SURGA
“Dan (juga)
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya
diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah?
Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan
surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal
didalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang
beramal.”(QS.Ali’Imran: 135-136).
6. MENGECEWAKAN SYETAN
Sesungguhnya syetan telah berkata,”Demi kemulian-Mu ya Allah, aku
terus-menerus akan menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam
badan mereka (masih hidup). Maka Allah menimpalinya,”Dan demi kemuliaan
dan keagungan-Ku, Aku senantiasa mengampuni mereka selama mereka memohon
ampunan (beristighfar) kepada-Ku.”(HR.Ahmad dan al-Hakim).
7. MEMBUAT SYETAN PUTUS ASA
Ali bin Abi thalib pernah didatangi oleh seseorang,”Saya telah
melakukan dosa’.'Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi’,kata
Ali. Orang itu menjawab,’Saya telah bertaubat, tapi setelah itu saya
berdosa lagi’. Ali berkata, ‘Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu
ulangi’. Orang itu bertanya lagi,’Sampai kapan?’ Ali menjawab,’Sampai
syetan berputus asa dan merasa rugi.”(Kitab Tanbihul Ghafilin: 73).
8. MEREDAM AZAB
Allah berfirman,”Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka,
sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan
mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.”(QS.al-Anfal: 33).
9. MENGUSIR KESEDIHAN
Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka
Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan
kelapangan bagi setiap kesempitannya, dan memberinya rizki dari arah
yang tiada disangka-sangka.”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
10.MELAPANGKAN KESEMPITAN
Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka
Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan
kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang
tiada disangka-sangka,”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
11.MELANCARKAN RIZKI
Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya seorang hamba bisa tertahan rizkinya
karena dosa yang dilakukannya.”(HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah).
12.MEMBERSIHKAN HATI
Rasulullah bersabda,”Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa, maka
tercoretlah noda hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat, meninggalkannya
dan beristighfar, maka bersihlah hatinya.”(HR.Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu
Hibban, Tirmidzi).
13.MENGANGKAT DERAJATNYA DI SURGA
Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang
hamba di surga. Hamba itu berkata,’Wahai Allah, dari mana saya dapat
kemuliaan ini?’ Allah berkata,’Karena istighfar anakmu
untukmu’.”(HR.Ahmad dengan sanad hasan).
14.MENGIKUTI SUNNAH RASULULLAH
Abu Hurairah berkata,”Saya telah mendengar Rasulullah bersabda,’Demi
Allah, Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah (beristighfar) dan
bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh
kali’.”(HR.Bukhari).
15.MENJADI SEBAIK-BAIK ORANG YANG BERSALAH
Rasulullah bersabda,”Setiap anak Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik
orang yang bersalah adalah yang segera bertaubat.”(HR.Tirmidzi, Ibnu
Majah, al-Hakim).
16.BERSIFAT SEBAGAI HAMBA ALLAH YANG SEJATI
Allah berfirman,”Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu)
orang-orang yang berdo’a:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah
beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa
neraka,”(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta’at,
yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah), dan yang memohon ampun
(beristighfar) di waktu sahur.”(QS.Ali’Imran: 15-17).
17. TERHINDAR DARI STEMPEL KEDZALIMAN
Allah berfirman,”…Barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.”(QS.al-Hujurat: 11).
18.MUDAH MENDAPAT ANAK
Allah berfirman,”Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun
(istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,
niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
memperbanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu
kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.”
(QS.Nuh: 10-12).
19.MUDAH MENDAPAT HUJAN
Ibnu
Shabih berkata,”Hasan al-Bashri pernah didatangi seseorang dan mengadu
bahwa lahannya tandus, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada
orang lain yang mengadu bahwa kebunnya kering, ia berkata, ‘Perbanyaklah
istighfar’. Lalu ada orang lain lagi yang mengadu bahwa ia belum punya
anak, ia berkata,’Perbanyaklah istighfar’.(Kitab Fathul Bari: 11/98).
20.BERTAMBAH KEKUATANNYA
Allah berfirman,”Dan (dia berkata):”Hai kaumku, mohonlah ampun kepada
Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang
sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada
kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”(QS.Hud:
52).
21.BERTAMBAH KESEJAHTERAANNYA
Allah
berfirman,”Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada
Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan
mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai.”(QS.Nuh: 10-12).
22.MENJADI ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG
Allah berfirman,”Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai
orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(QS.an-Nur: 31).
Aisyah berkata,”Beruntunglah, orang-orang yang menemukan istighfar yang
banyak pada setiap lembar catatan harian amal mereka.”(HR.Bukhari).
23.KEBURUKANNYA DIGANTI MENJADI KEBAIKAN
Allah berfirman,”Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan
mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan
kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”(QS.al-Furqan: 70).
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada
kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada
malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan
(dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat.”(QS.Hud: 114).
24.BERCITRA SEBAGAI ORANG MUKMIN
Rasulullah bersabda,”Tidak seorangpun dari umatku, yang apabila ia
berbuat baik dan ia menyadari bahwa yang diperbuat adalah kebaikan, maka
Allah akan membalasnya dengan kebaikan. Dan tidaklah ia melakukan suatu
yang tercela, dan ia sadar sepenuhnya bahwa perbuatannya itu salah,
lalu ia mohon ampun (beristighfar) kepada Allah, dan hatinya yakin bahwa
tiada Tuhan yang bisa mengampuni kecuali Allah, maka dia adalah seorang
Mukmin.”(HR.Ahmad).
25.BERKEPRIBADIAN SEBAGAI ORANG BIJAK
Seorang ulama berkata,”Tanda orang yang arif (bijak) itu ada enam.
Apabila ia menyebut nama Allah, ia merasa bangga. Apabila menyebut
dirinya, ia merasa hina. Apabila memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil
pelajarannya. Apabila muncul keinginan untuk bermaksiat, ia segera
mencegahnya. Apabila disebutkan ampunan Allah, ia merasa gembira. Dan
apabila mengingat dosanya, ia segera beristighfar.” (Kitab Tanbihul
Ghafilin: 67).
Wallahu a’lam bish showab..
2. DICINTAI ALLAH
Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS.al-Baqarah: 222). Rasulullah bersabda, “Orang yang bertaubat adalah kekasih Allah. Orang yang bertaubat atas dosanya, bagaikan orang yang tidak berdosa.”(HR.Ibnu Majah).
3. DOSA-DOSANYA DI AMPUNI
Rasulullah bersabda, “Allah telah berkata,’Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini bahwa Aku punya kemampuan untuk mengamouni dosa-dosanya, maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli (beberapa banyak dosanya).”(HR.Ibnu Majah, Tirmidzi).
Imam Qatadah berkata,”Al-Qur’an telah menunjukkan penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian adalah istighfar.” (Kitab Ihya’Ulumiddin: 1/410).
4. SELAMAT DARI API NERAKA
Hudzaifah pernah berkata, “Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap keluargaku, Wahai Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan ku masuk neraka’. Rasulullah bersabda,’Dimana posisimu terhadap istighfar? Sesungguhnya, aku senantiasa beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari semalam’.” (HR.Nasa’i, Ibnu Majah, al-Hakim dan dishahihkannya).
5. MENDAPAT BALASAN SURGA
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.”(QS.Ali’Imran: 135-136).
6. MENGECEWAKAN SYETAN
Sesungguhnya syetan telah berkata,”Demi kemulian-Mu ya Allah, aku terus-menerus akan menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam badan mereka (masih hidup). Maka Allah menimpalinya,”Dan demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa mengampuni mereka selama mereka memohon ampunan (beristighfar) kepada-Ku.”(HR.Ahmad dan al-Hakim).
7. MEMBUAT SYETAN PUTUS ASA
Ali bin Abi thalib pernah didatangi oleh seseorang,”Saya telah melakukan dosa’.'Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi’,kata Ali. Orang itu menjawab,’Saya telah bertaubat, tapi setelah itu saya berdosa lagi’. Ali berkata, ‘Bertaubatlah kepada Allah, dan jangan kamu ulangi’. Orang itu bertanya lagi,’Sampai kapan?’ Ali menjawab,’Sampai syetan berputus asa dan merasa rugi.”(Kitab Tanbihul Ghafilin: 73).
8. MEREDAM AZAB
Allah berfirman,”Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun.”(QS.al-Anfal: 33).
9. MENGUSIR KESEDIHAN
Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya, dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka.”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
10.MELAPANGKAN KESEMPITAN
Rasulullah bersabda,”Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka,”(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad).
11.MELANCARKAN RIZKI
Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya seorang hamba bisa tertahan rizkinya karena dosa yang dilakukannya.”(HR.Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah).
12.MEMBERSIHKAN HATI
Rasulullah bersabda,”Apabila seorang mukmin melakukan suatu dosa, maka tercoretlah noda hitam di hatinya. Apabila ia bertaubat, meninggalkannya dan beristighfar, maka bersihlah hatinya.”(HR.Nasa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi).
13.MENGANGKAT DERAJATNYA DI SURGA
Rasulullah bersabda,”Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat seorang hamba di surga. Hamba itu berkata,’Wahai Allah, dari mana saya dapat kemuliaan ini?’ Allah berkata,’Karena istighfar anakmu untukmu’.”(HR.Ahmad dengan sanad hasan).
14.MENGIKUTI SUNNAH RASULULLAH
Abu Hurairah berkata,”Saya telah mendengar Rasulullah bersabda,’Demi Allah, Sesungguhnya aku minta ampun kepada Allah (beristighfar) dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali’.”(HR.Bukhari).
15.MENJADI SEBAIK-BAIK ORANG YANG BERSALAH
Rasulullah bersabda,”Setiap anak Adam pernah bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah yang segera bertaubat.”(HR.Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim).
16.BERSIFAT SEBAGAI HAMBA ALLAH YANG SEJATI
Allah berfirman,”Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdo’a:”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,”(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap ta’at, yang menafkahkan hartanya (dijalan Allah), dan yang memohon ampun (beristighfar) di waktu sahur.”(QS.Ali’Imran: 15-17).
17. TERHINDAR DARI STEMPEL KEDZALIMAN
Allah berfirman,”…Barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim.”(QS.al-Hujurat: 11).
18.MUDAH MENDAPAT ANAK
Allah berfirman,”Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun (istighfar) kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS.Nuh: 10-12).
19.MUDAH MENDAPAT HUJAN
Ibnu Shabih berkata,”Hasan al-Bashri pernah didatangi seseorang dan mengadu bahwa lahannya tandus, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain yang mengadu bahwa kebunnya kering, ia berkata, ‘Perbanyaklah istighfar’. Lalu ada orang lain lagi yang mengadu bahwa ia belum punya anak, ia berkata,’Perbanyaklah istighfar’.(Kitab Fathul Bari: 11/98).
20.BERTAMBAH KEKUATANNYA
Allah berfirman,”Dan (dia berkata):”Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.”(QS.Hud: 52).
21.BERTAMBAH KESEJAHTERAANNYA
Allah berfirman,”Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”(QS.Nuh: 10-12).
22.MENJADI ORANG-ORANG YANG BERUNTUNG
Allah berfirman,”Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”(QS.an-Nur: 31).
Aisyah berkata,”Beruntunglah, orang-orang yang menemukan istighfar yang banyak pada setiap lembar catatan harian amal mereka.”(HR.Bukhari).
23.KEBURUKANNYA DIGANTI MENJADI KEBAIKAN
Allah berfirman,”Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(QS.al-Furqan: 70).
“Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.”(QS.Hud: 114).
24.BERCITRA SEBAGAI ORANG MUKMIN
Rasulullah bersabda,”Tidak seorangpun dari umatku, yang apabila ia berbuat baik dan ia menyadari bahwa yang diperbuat adalah kebaikan, maka Allah akan membalasnya dengan kebaikan. Dan tidaklah ia melakukan suatu yang tercela, dan ia sadar sepenuhnya bahwa perbuatannya itu salah, lalu ia mohon ampun (beristighfar) kepada Allah, dan hatinya yakin bahwa tiada Tuhan yang bisa mengampuni kecuali Allah, maka dia adalah seorang Mukmin.”(HR.Ahmad).
25.BERKEPRIBADIAN SEBAGAI ORANG BIJAK
Seorang ulama berkata,”Tanda orang yang arif (bijak) itu ada enam. Apabila ia menyebut nama Allah, ia merasa bangga. Apabila menyebut dirinya, ia merasa hina. Apabila memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil pelajarannya. Apabila muncul keinginan untuk bermaksiat, ia segera mencegahnya. Apabila disebutkan ampunan Allah, ia merasa gembira. Dan apabila mengingat dosanya, ia segera beristighfar.” (Kitab Tanbihul Ghafilin: 67).
#fakta ciri laki-laki sholeh
17 CIRI LAKI-LAKI YANG SHOLEH
- Senantiasa taat kepada Allah swt dan Rasullulah saw.
- Jihad Fisabilillah adalah tujuan hidupnya.
- Mati syahid adalah cita cita hidup yang tertinggi.
- Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah swt.
- Ikhlas dalam beramal.
- Akhirat menjadi tujuan utama hidupnya.
- Sangat takut kepada ujian Allah swt. dan ancamannya.
- Selalu memohon ampun atas segala dosa-dosanya.
- Zuhud dengan dunia tetapi tidak meninggalkannya.
- Sholat malam menjadi kebiasaannya.
- Tawakal penuh kepada Allah taala dan tidak mengeluh kecuali kepada Allah swt
- Selalu berinfaq dalam keadaan lapang maupun sempit.
- Menerapkan nilai kasih sayang sesama mukmin diantara mereka.
- Sangat kuat amar maaruf dan nahi munkarnya.
- Sangat kuat memegang amanah, janji dan kerahasiaan.
- Pemaaf dan lapang dada dalam menghadapi kebodohan manusia, senantiasa saling koreksi sesama ikhwan dan tawadhu penuh kepada Allah swt.
- Kasih sayang dan penuh pengertian kepada keluarga.
# Pergaulan dalam pandangan islam
TATA CARA PERGAULAN DALAM PANDANGAN ISLAM
Islam adalah agama yang syamil (menyeluruh) dan mutakamil (sempurna).
Agama mulia ini diturunkan dari Allah Sang Maha Pencipta, Yang Maha
Mengetahui tentang seluk beluk ciptaan-Nya. Dia turunkan ketetapan
syariat agar manusia hidup tenteram dan teratur.
Diantara aturan yang ditetapkan Allah SWT bagi manusia adalah aturan
mengenai tata cara pergaulan antara pria dan wanita. Berikut rambu-rambu
yang harus diperhatikan oleh setiap muslim agar mereka terhindar dari
perbuatan zina yang tercela:
Pertama, hendaknya setiap muslim menjaga pandangan matanya
dari melihat lawan jenis secara berlebihan. Dengan kata lain hendaknya
dihindarkan berpandangan mata secara bebas. Perhatikanlah firman Allah
berikut ini, “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman; hendaklah
mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya; yang demikian itu
adalah lebih baik bagi mereka…katakanlah kepada wanita-wanita yang
beriman; hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya…” (QS. 24: 30-31).
Awal dorongan syahwat adalah dengan melihat. Maka jagalah kedua biji
mata ini agar terhindar dari tipu daya syaithan. Tentang hal ini
Rasulullah bersabda, “Wahai Ali, janganlah engkau iringkan satu
pandangan (kepada wanita yang bukan mahram) dengan pandangan lain,
karena pandangan yang pertama itu (halal) bagimu, tetapi tidak yang
kedua!” (HR. Abu Daud).
Kedua, hendaknya setiap muslim menjaga auratnya
masing-masing dengan cara berbusana islami agar terhindar dari fitnah.
Secara khusus bagi wanita Allah SWT berfirman, “…dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang biasa nampak daripadanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya…” (QS. 24: 31).
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman, “Hai Nabi, katakanlah kepada
istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan juga kepada istri-istri
orang mu’min: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbab mereka ke seluruh
tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk
dikenal, sehingga tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyanyang.” (QS. 33: 59)
Dalam hal menjaga aurat, Nabi pun menegaskan sebuah tata krama yang harus diperhatikan, beliau bersabda: “Tidak
dibolehkan laki-laki melihat aurat (kemaluan) laki-laki lain, begitu
juga perempuan tidak boleh melihat kemaluan perempuan lain. Dan tidak
boleh laki-laki berkumul dengan laki-laki lain dalam satu kain, begitu
juga seorang perempuan tidak boleh berkemul dengan sesama perempuan
dalam satu kain.” (HR. Muslim)
Ketiga, tidak berbuat sesuatu yang dapat mendekatkan diri
pada perbuatan zina (QS. 17: 32) misalnya berkhalwat (berdua-duaan)
dengan lawan jenis yang bukan mahram. Nabi bersabda, “Barangsiapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah berkhalwat dengan
seorang wanita (tanpa disertai mahramnya) karena sesungguhnya yang
ketiganya adalah syaithan" (HR. Ahmad).
Keempat, menjauhi pembicaraan atau cara berbicara yang
bisa ‘membangkitkan selera’. Arahan mengenai hal ini kita temukan dalam
firman Allah, “Hai para istri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti
perempuan lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam
berbicara hingga berkeinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya. Dan
ucapkanlah perkataan yang ma’ruf.” (QS. 33: 31)
Berkaitan dengan suara perempuan Ibnu Katsir menyatakan, “Perempuan dilarang berbicara dengan laki-laki asing (non mahram) dengan ucapan lunak sebagaimana dia berbicara dengan suaminya.” (Tafsir Ibnu Katsir, jilid 3)
Kelima, hindarilah bersentuhan kulit dengan lawan jenis, termasuk berjabatan tangan sebagaimana dicontohkan Nabi saw, “Sesungguhnya aku tidak berjabatan tangan dengan wanita.” (HR. Malik, Tirmizi dan Nasa’i).
Dalam keterangan lain disebutkan, “Tak pernah tangan Rasulullah menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hal ini dilakukan Nabi tentu saja untuk memberikan teladan kepada
umatnya agar melakukan tindakan preventif sebagai upaya penjagaan hati
dari bisikan syaithan. Wallahu a’lam.
Selain dua hadits di atas ada pernyataan Nabi yang demikian tegas dalam hal ini, bekiau bersabda: “Seseorang
dari kamu lebih baik ditikam kepalanya dengan jarum dari besi daripada
menyentuh seorang wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Thabrani).
Keenam, hendaknya tidak melakukan ikhtilat, yakni berbaur
antara pria dengan wanita dalam satu tempat. Hal ini diungkapkan Abu
Asied, “Rasulullah saw pernah keluar dari masjid dan pada saat itu
bercampur baur laki-laki dan wanita di jalan, maka beliau berkata:
“Mundurlah kalian (kaum wanita), bukan untuk kalian bagian tengah jalan;
bagian kalian adalah pinggir jalan" (HR. Abu Dawud).
Selain itu Ibnu Umar berkata, “Rasulullah melarang laki-laki berjalan diantara dua wanita.” (HR. Abu Daud).
Dari uraian di atas jelaslah bagi kita bahwa pria dan wanita memang
harus menjaga batasan dalam pergaulan. Dengan begitu akan terhindarlah
hal-hal yang tidak diharapkan.
Tapi nampaknya rambu-rambu pergaulan ini belum sepenuhnya difahami oleh
sebagian orang. Karena itu menjadi tanggung jawab kita menasehati mereka
dengan baik. Tentu saja ini harus kita awali dari diri kita
masing-masing.
Semoga Allah senantiasa membimbing kita dan menjauhkannya dari perbuatan tercela dan perbuatan yang tidak terpuji. Amin.
# Bersyukur kepada Allah
CARA BERSYUKUR KEPADA ALLAH
Syukur secara bahasa,
الشُكْرُ: الثناء على المحسِن بما أَوْلاكَهُ من المعروف
“Syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut” (Lihat Ash Shahhah Fil Lughah karya Al Jauhari). Atau dalam bahasa Indonesia, bersyukur adalah berterima kasih.
الشُكْرُ: الثناء على المحسِن بما أَوْلاكَهُ من المعروف
“Syukur adalah pujian bagi orang yang memberikan kebaikan, atas kebaikannya tersebut” (Lihat Ash Shahhah Fil Lughah karya Al Jauhari). Atau dalam bahasa Indonesia, bersyukur adalah berterima kasih.
Sedangkan istilah syukur dalam agama, adalah sebagaimana yang dijabarkan oleh Ibnul Qayyim:
الشكر ظهور أثر نعمة الله على لسان عبده: ثناء واعترافا، وعلى قلبه شهودا ومحبة، وعلى جوارحه انقيادا وطاعة
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah” (Madarijus Salikin, 2/244)
Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah Ta’ala. Semisal Qarun yang berkata:
إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي
“Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki” (QS. Al Qashash: 28)
الشكر ظهور أثر نعمة الله على لسان عبده: ثناء واعترافا، وعلى قلبه شهودا ومحبة، وعلى جوارحه انقيادا وطاعة
“Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dengan melalui lisan, yaitu berupa pujian dan mengucapkan kesadaran diri bahwa ia telah diberi nikmat. Dengan melalui hati, berupa persaksian dan kecintaan kepada Allah. Melalui anggota badan, berupa kepatuhan dan ketaatan kepada Allah” (Madarijus Salikin, 2/244)
Lawan dari syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang ia dapatkan adalah dari Allah Ta’ala. Semisal Qarun yang berkata:
إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِي
“Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki” (QS. Al Qashash: 28)
Syukur adalah salah satu sifat Allah
Ketahuilah
bahwa syukur merupakan salah satu sifat dari sifat-sifat Allah yang
husna. Yaitu Allah pasti akan membalas setiap amalan kebaikan yang
dilakukan oleh hamba-Nya, tanpa luput satu orang pun dan tanpa terlewat
satu amalan pun. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ
“Sesungguhnya Allah itu Ghafur dan Syakur” (QS. Asy Syura: 23)
Seorang ahli tafsir, Imam Abu Jarir Ath Thabari, menafsirkan ayat ini dengan riwayat dari Qatadah: “Ghafur artinya Allah Maha Pengampun terhadap dosa, dan Syakur artinya Maha Pembalas Kebaikan sehingga Allah lipat-gandakan ganjarannya” (Tafsir Ath Thabari, 21/531)
إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ
“Sesungguhnya Allah itu Ghafur dan Syakur” (QS. Asy Syura: 23)
Seorang ahli tafsir, Imam Abu Jarir Ath Thabari, menafsirkan ayat ini dengan riwayat dari Qatadah: “Ghafur artinya Allah Maha Pengampun terhadap dosa, dan Syakur artinya Maha Pembalas Kebaikan sehingga Allah lipat-gandakan ganjarannya” (Tafsir Ath Thabari, 21/531)
Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman:
وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ
“Allah itu Syakur lagi Haliim” (QS. At Taghabun: 17)
Ibnu Katsir menafsirkan Syakur dalam ayat ini: “Maksudnya adalah memberi membalas kebaikan yang sedikit dengan ganjaran yang banyak” (Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 8/141)
Sehingga orang yang merenungi bahwa Allah adalah Maha Pembalas Kebaikan, dari Rabb kepada Hamba-Nya, ia akan menyadari bahwa tentu lebih layak lagi seorang hamba bersyukur kepada Rabb-Nya atas begitu banyak nikmat yang ia terima.
وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ
“Allah itu Syakur lagi Haliim” (QS. At Taghabun: 17)
Ibnu Katsir menafsirkan Syakur dalam ayat ini: “Maksudnya adalah memberi membalas kebaikan yang sedikit dengan ganjaran yang banyak” (Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 8/141)
Sehingga orang yang merenungi bahwa Allah adalah Maha Pembalas Kebaikan, dari Rabb kepada Hamba-Nya, ia akan menyadari bahwa tentu lebih layak lagi seorang hamba bersyukur kepada Rabb-Nya atas begitu banyak nikmat yang ia terima.
Syukur adalah sifat para Nabi
Senantiasa
bersyukur dan berterima kasih kepada Allah atas limpahan nikmat Allah,
walau cobaan datang dan rintangan menghadang, itulah sifat para Nabi
dan Rasul Allah yang mulia. Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi Nuh ‘Alaihissalam:
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا
“(Yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Nuh adalah hamba yang banyak bersyukur” (QS. Al Isra: 3)
ذُرِّيَّةَ مَنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ إِنَّهُ كَانَ عَبْدًا شَكُورًا
“(Yaitu) anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama-sama Nuh. Sesungguhnya Nuh adalah hamba yang banyak bersyukur” (QS. Al Isra: 3)
Allah Ta’ala menceritakan sifat Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam:
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (120) شَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik, Dan ia senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus” (QS. An Nahl: 120-121)
إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (120) شَاكِرًا لِأَنْعُمِهِ اجْتَبَاهُ وَهَدَاهُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik, Dan ia senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus” (QS. An Nahl: 120-121)
Dan inilah dia sayyidul anbiya, pemimpin para Nabi, Nabi akhir zaman, Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, tidak luput dari syukur walaupun telah dijamin baginya surga. Diceritakan oleh Ibunda ‘Aisyah Radhiallahu’anha:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ، إذا صلى ، قام حتى تفطر رجلاه . قالت عائشة : يا رسول الله ! أتصنع هذا ، وقد غفر لك ما تقدم من ذنبك وما تأخر ؟ فقال ” يا عائشة ! أفلا أكون عبدا شكورا ”
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya: Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah besabda: ‘Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?’” (HR. Bukhari no.1130, Muslim no.2820)
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ، إذا صلى ، قام حتى تفطر رجلاه . قالت عائشة : يا رسول الله ! أتصنع هذا ، وقد غفر لك ما تقدم من ذنبك وما تأخر ؟ فقال ” يا عائشة ! أفلا أكون عبدا شكورا ”
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama hingga kakinya mengeras kulitnya. ‘Aisyah bertanya: Wahai Rasulullah, mengapa engkau sampai demikian? Bukankan dosa-dosamu telah diampuni, baik yang telah lalu maupun yang akan datang? Rasulullah besabda: ‘Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?’” (HR. Bukhari no.1130, Muslim no.2820)
Syukur adalah ibadah
Allah Ta’ala
dalam banyak ayat di dalam Al Qur’an memerintahkan manusia untuk
bersyukur kepada-Nya. Maka syukur adalah ibadah dan bentuk ketaatan
atas perintah Allah. Allah Ta’ala berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah ingkar” (QS. Al Baqarah: 152)
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah ingkar” (QS. Al Baqarah: 152)
Allah Ta’ala juga berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah” (QS. Al Baqarah: 172). Maka bersyukur adalah menjalankan perintah Allah dan enggan bersyukur serta mengingkari nikmat Allah adalah bentuk pembangkangan terhadap perintah Allah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah” (QS. Al Baqarah: 172). Maka bersyukur adalah menjalankan perintah Allah dan enggan bersyukur serta mengingkari nikmat Allah adalah bentuk pembangkangan terhadap perintah Allah.
Buah manis dari syukur
1. Syukur adalah sifat orang beriman
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ؛ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” (HR. Muslim no.7692)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ؛ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” (HR. Muslim no.7692)
2. Merupakan sebab datangnya ridha Allah
Allah Ta’ala berfirman:
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
“Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian. Dan Allah tidak ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian” (QS. Az Zumar: 7)
Allah Ta’ala berfirman:
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلَا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
“Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian. Dan Allah tidak ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian” (QS. Az Zumar: 7)
3. Merupakan sebab selamatnya seseorang dari adzab Allah
Allah Ta’ala berfirman:
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
“Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah itu Syakir lagi Alim” (QS. An Nisa: 147)
Allah Ta’ala berfirman:
مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا
“Tidaklah Allah akan mengadzab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah itu Syakir lagi Alim” (QS. An Nisa: 147)
4. Merupakan sebab ditambahnya nikmat
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. “ (QS. Ibrahim: 7)
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لأزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mengumumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. “ (QS. Ibrahim: 7)
5. Ganjaran di dunia dan akhirat
Janganlah anda menyangka bahwa bersyukur itu hanya sekedar pujian dan berterima kasih kepada Allah. Ketahuilah bahwa bersyukur itupun menuai pahala, bahkan juga membuka pintu rezeki di dunia. Allah Ta’ala berfirman:
وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
“Dan sungguh orang-orang yang bersyukur akan kami beri ganjaran” (QS. Al Imran: 145)
Imam Ath Thabari menafsirkan ayat ini dengan membawakan riwayat dari Ibnu Ishaq: “Maksudnya adalah, karena bersyukur, Allah memberikan kebaikan yang Allah janjikan di akhirat dan Allah juga melimpahkan rizki baginya di dunia” (Tafsir Ath Thabari, 7/263)
Janganlah anda menyangka bahwa bersyukur itu hanya sekedar pujian dan berterima kasih kepada Allah. Ketahuilah bahwa bersyukur itupun menuai pahala, bahkan juga membuka pintu rezeki di dunia. Allah Ta’ala berfirman:
وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
“Dan sungguh orang-orang yang bersyukur akan kami beri ganjaran” (QS. Al Imran: 145)
Imam Ath Thabari menafsirkan ayat ini dengan membawakan riwayat dari Ibnu Ishaq: “Maksudnya adalah, karena bersyukur, Allah memberikan kebaikan yang Allah janjikan di akhirat dan Allah juga melimpahkan rizki baginya di dunia” (Tafsir Ath Thabari, 7/263)
Tanda-tanda orang yang bersyukur
1. Mengakui dan menyadari bahwa Allah telah memberinya nikmat
Orang yang bersyukur senantiasa menisbatkan setiap nikmat yang didapatnya kepada Allah Ta’ala. Ia senantiasa menyadari bahwa hanya atas takdir dan rahmat Allah semata lah nikmat tersebut bisa diperoleh. Sedangkan orang yang kufur nikmat senantiasa lupa akan hal ini.
فعن ابن عباس رضي الله عنهما قال: مطر الناس على عهد النبي صلى الله عليه وسلم ، فقال النبي صلى الله عليه وسلم : «أصبح من الناس شاكر ومنهم كافر، قالوا: هذه رحمة الله. وقال بعضهم: لقد صدق نوء كذا وكذا»
“Dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhuma, ia berkata: Ketika itu hujan turun di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, lalu Nabi bersabda: ‘Atas hujan ini, ada manusia yang bersyukur dan ada yang kufur nikmat. Orang yang bersyukur berkata: ‘Inilah rahmat Allah’. Orang yang kufur nikmat berkata: ‘Oh pantas saja tadi ada tanda begini dan begitu’” (HR. Muslim no.243)
Orang yang bersyukur senantiasa menisbatkan setiap nikmat yang didapatnya kepada Allah Ta’ala. Ia senantiasa menyadari bahwa hanya atas takdir dan rahmat Allah semata lah nikmat tersebut bisa diperoleh. Sedangkan orang yang kufur nikmat senantiasa lupa akan hal ini.
فعن ابن عباس رضي الله عنهما قال: مطر الناس على عهد النبي صلى الله عليه وسلم ، فقال النبي صلى الله عليه وسلم : «أصبح من الناس شاكر ومنهم كافر، قالوا: هذه رحمة الله. وقال بعضهم: لقد صدق نوء كذا وكذا»
“Dari Ibnu Abbas Radhiallahu’anhuma, ia berkata: Ketika itu hujan turun di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, lalu Nabi bersabda: ‘Atas hujan ini, ada manusia yang bersyukur dan ada yang kufur nikmat. Orang yang bersyukur berkata: ‘Inilah rahmat Allah’. Orang yang kufur nikmat berkata: ‘Oh pantas saja tadi ada tanda begini dan begitu’” (HR. Muslim no.243)
2. Menyebut-nyebut nikmat yang diberikan Allah
Mungkin kebanyakan kita lebih suka dan lebih sering menyebut-nyebut kesulitan yang kita hadapi dan mengeluhkannya kepada orang-orang. “Saya sedang sakit ini..” “Saya baru dapat musibah itu..” “Saya kemarin rugi sekian rupiah..”, dll. Namun sesungguhnya orang yang bersyukur itu lebih sering menyebut-nyebut kenikmatan yang Allah berikan. Karena Allah Ta’ala berfirman:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan nikmat yang diberikan oleh Rabbmu, perbanyaklah menyebutnya” (QS. Adh Dhuha: 11)
Namun tentu saja tidak boleh takabbur (sombong) dan ‘ujub (merasa kagum atas diri sendiri).
Mungkin kebanyakan kita lebih suka dan lebih sering menyebut-nyebut kesulitan yang kita hadapi dan mengeluhkannya kepada orang-orang. “Saya sedang sakit ini..” “Saya baru dapat musibah itu..” “Saya kemarin rugi sekian rupiah..”, dll. Namun sesungguhnya orang yang bersyukur itu lebih sering menyebut-nyebut kenikmatan yang Allah berikan. Karena Allah Ta’ala berfirman:
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan nikmat yang diberikan oleh Rabbmu, perbanyaklah menyebutnya” (QS. Adh Dhuha: 11)
Namun tentu saja tidak boleh takabbur (sombong) dan ‘ujub (merasa kagum atas diri sendiri).
3. Menunjukkan rasa syukur dalam bentuk ketaatan kepada Allah
Sungguh aneh jika ada orang yang mengaku bersyukur, ia menyadari segala yang ia miliki semata-mata atas keluasan rahmat Allah, namun di sisi lain melalaikan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya, ia enggan shalat, enggan belajar agama, enggan berzakat, memakan riba, dll. Jauh antara pengakuan dan kenyataan. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya” (QS. Al Imran: 123)
Maka rasa syukur itu ditunjukkan dengan ketakwaan.
Sungguh aneh jika ada orang yang mengaku bersyukur, ia menyadari segala yang ia miliki semata-mata atas keluasan rahmat Allah, namun di sisi lain melalaikan perintah Allah dan melanggar larangan-Nya, ia enggan shalat, enggan belajar agama, enggan berzakat, memakan riba, dll. Jauh antara pengakuan dan kenyataan. Allah Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ بِبَدْرٍ وَأَنْتُمْ أَذِلَّةٌ فَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya” (QS. Al Imran: 123)
Maka rasa syukur itu ditunjukkan dengan ketakwaan.
Tips agar menjadi orang yang bersyukur
1. Berterima kasih kepada manusia
Salah cara untuk mensyukuri nikmat Allah adalah dengan berterima kasih kepada manusia yang menjadi perantara sampainya nikmat Allah kepada kita. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لا يشكر الله من لا يشكر الناس
“Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah” (HR. Tirmidzi no.2081, ia berkata: “Hadits ini hasan shahih”)
Salah cara untuk mensyukuri nikmat Allah adalah dengan berterima kasih kepada manusia yang menjadi perantara sampainya nikmat Allah kepada kita. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
لا يشكر الله من لا يشكر الناس
“Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada Allah” (HR. Tirmidzi no.2081, ia berkata: “Hadits ini hasan shahih”)
Oleh karena itu, mengucapkan terima kasih adalah akhlak mulia yang diajarkan oleh Islam. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
من صنع إليه معروف فقال لفاعله: جزاك الله خيرا فقد أبلغ في الثناء
“Barangsiapa yang diberikan satu kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan: ‘Jazaakallahu khayr’ (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupinya dalam menyatakan rasa syukurnya” (HR. Tirmidzi no.2167, ia berkata: “Hadits ini hasan jayyid gharib”)
من صنع إليه معروف فقال لفاعله: جزاك الله خيرا فقد أبلغ في الثناء
“Barangsiapa yang diberikan satu kebaikan kepadanya lalu dia membalasnya dengan mengatakan: ‘Jazaakallahu khayr’ (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan), maka sungguh hal itu telah mencukupinya dalam menyatakan rasa syukurnya” (HR. Tirmidzi no.2167, ia berkata: “Hadits ini hasan jayyid gharib”)
2. Merenungkan nikmat-nikmat Allah
Dalam Al Qur’an sering kali Allah menggugah hati manusia bahwa banyak sekali nikmat yang Ia limpahkan sejak kita datang ke dunia ini, agar kita sadar dan bersyukur kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl: 78)
Dalam Al Qur’an sering kali Allah menggugah hati manusia bahwa banyak sekali nikmat yang Ia limpahkan sejak kita datang ke dunia ini, agar kita sadar dan bersyukur kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman:
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl: 78)
3. Qana’ah
Senantiasa merasa cukup atas nikmat yang ada pada diri kita membuat kita selalu bersyukur kepada Allah. Sebaliknya, orang yang senantiasa merasa tidak puas, merasa kekurangan, ia merasa Allah tidak pernah memberi kenikmatan kepadanya sedikitpun. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
كن ورعا تكن أعبد الناس ، و كن قنعا تكن أشكر الناس
“Jadilah orang yang wara’, maka engkau akan menjadi hamba yang paling berbakti. Jadilah orang yang qana’ah, maka engkau akan menjadi hamba yang paling bersyukur” (HR. Ibnu Majah no. 4357, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah)
Senantiasa merasa cukup atas nikmat yang ada pada diri kita membuat kita selalu bersyukur kepada Allah. Sebaliknya, orang yang senantiasa merasa tidak puas, merasa kekurangan, ia merasa Allah tidak pernah memberi kenikmatan kepadanya sedikitpun. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
كن ورعا تكن أعبد الناس ، و كن قنعا تكن أشكر الناس
“Jadilah orang yang wara’, maka engkau akan menjadi hamba yang paling berbakti. Jadilah orang yang qana’ah, maka engkau akan menjadi hamba yang paling bersyukur” (HR. Ibnu Majah no. 4357, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah)
4. Sujud Syukur
Salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur ketika mendapat kenikmatan yang begitu besar adalah dengan melakukan sujud syukur.
عن أبي بكرة نفيع بن الحارث رضي الله عنه قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا جاءه أمر بشر به خر ساجدا؛ شاكرا لله [أبو داود]
“Dari Abu Bakrah Nafi’ Ibnu Harits Radhiallahu’anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika menjumpai sesuatu yang menggemberikan beliau bersimpuh untuk sujud. Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah” (HR. Abu Daud no.2776, dihasankan oleh Al Albani dalam Irwa Al Ghalil)
Salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur ketika mendapat kenikmatan yang begitu besar adalah dengan melakukan sujud syukur.
عن أبي بكرة نفيع بن الحارث رضي الله عنه قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا جاءه أمر بشر به خر ساجدا؛ شاكرا لله [أبو داود]
“Dari Abu Bakrah Nafi’ Ibnu Harits Radhiallahu’anhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasanya jika menjumpai sesuatu yang menggemberikan beliau bersimpuh untuk sujud. Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah” (HR. Abu Daud no.2776, dihasankan oleh Al Albani dalam Irwa Al Ghalil)
5. Berdzikir
Berdzikir dan memuji Allah adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah. Ada beberapa dzikir tertentu yang diajarkan oleh Rasulullah khusus mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
«من قال حين يصبح: اللهم ما أصبح بي من نعمة أو بأحد من خلقك فمنك وحدك لا شريك لك، فلك الحمد ولك الشكر. فقد أدى شكر يومه، ومن قال ذلك حين يمسي فقد أدى شكر ليلته» [أبو داود]
“Barangsiapa pada pagi hari berdzikir: Allahumma ashbaha bii min ni’matin au biahadin min khalqika faminka wahdaka laa syariikalaka falakal hamdu wa lakasy syukru.”
(Ya Allah, atas nikmat yang Engkau berikan kepada ku hari ini atau yang Engkau berikan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, maka sungguh nikmat itu hanya dari-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu. Segala pujian dan ucap syukur hanya untuk-Mu)
Maka ia telah memenuhi harinya dengan rasa syukur. Dan barangsiapa yang mengucapkannya pada sore hari, ia telah memenuhi malamnya dengan rasa syukur.” (HR. Abu Daud no.5075, dihasankan oleh Syaikh Abdul Qadir Al Arnauth dalam tahqiqnya terhadap kitab Raudhatul Muhadditsin)
Berdzikir dan memuji Allah adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah. Ada beberapa dzikir tertentu yang diajarkan oleh Rasulullah khusus mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
«من قال حين يصبح: اللهم ما أصبح بي من نعمة أو بأحد من خلقك فمنك وحدك لا شريك لك، فلك الحمد ولك الشكر. فقد أدى شكر يومه، ومن قال ذلك حين يمسي فقد أدى شكر ليلته» [أبو داود]
“Barangsiapa pada pagi hari berdzikir: Allahumma ashbaha bii min ni’matin au biahadin min khalqika faminka wahdaka laa syariikalaka falakal hamdu wa lakasy syukru.”
(Ya Allah, atas nikmat yang Engkau berikan kepada ku hari ini atau yang Engkau berikan kepada salah seorang dari makhluk-Mu, maka sungguh nikmat itu hanya dari-Mu dan tidak ada sekutu bagi-Mu. Segala pujian dan ucap syukur hanya untuk-Mu)
Maka ia telah memenuhi harinya dengan rasa syukur. Dan barangsiapa yang mengucapkannya pada sore hari, ia telah memenuhi malamnya dengan rasa syukur.” (HR. Abu Daud no.5075, dihasankan oleh Syaikh Abdul Qadir Al Arnauth dalam tahqiqnya terhadap kitab Raudhatul Muhadditsin)
Cara bersyukur yang salah
1. Bersyukur kepada selain Allah
Sebagian orang ketika mendapat kenikmatan, mereka mengungkapkan rasa syukur kepada selain Allah, semisal kepada jin yang mengaku penguasa lautan, kepada berhala yang dianggap dewa bumi, atau kepada sesembahan lain selain Allah. Kita katakan kepada mereka:
أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلًا
“Apakah engkau kufur kepada Dzat yang telah menciptakanmu dari tanah kemudian mengubahnya menjadi nutfah lalu menjadikanmu sebagai manusia?” (QS. Al Kahfi: 37)
Allah Ta’ala yang menciptakan kita, menghidupkan kita, dari Allah sematalah segala kenikmatan, maka sungguh ‘tidak tahu terima kasih’ jika kita bersyukur kepada selain Allah.
Sebagian orang ketika mendapat kenikmatan, mereka mengungkapkan rasa syukur kepada selain Allah, semisal kepada jin yang mengaku penguasa lautan, kepada berhala yang dianggap dewa bumi, atau kepada sesembahan lain selain Allah. Kita katakan kepada mereka:
أَكَفَرْتَ بِالَّذِي خَلَقَكَ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ سَوَّاكَ رَجُلًا
“Apakah engkau kufur kepada Dzat yang telah menciptakanmu dari tanah kemudian mengubahnya menjadi nutfah lalu menjadikanmu sebagai manusia?” (QS. Al Kahfi: 37)
Allah Ta’ala yang menciptakan kita, menghidupkan kita, dari Allah sematalah segala kenikmatan, maka sungguh ‘tidak tahu terima kasih’ jika kita bersyukur kepada selain Allah.
Dan
telah kita ketahui bersama bahwa syukur adalah ibadah. Dan ibadah
hanya pantas dan layak kita persembahkan kepada Allah semata. Tidak ada
sekutu baginya. Allah Ta’ala juga berfirman:
بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ
“Beribadahlah hanya kepada Allah dan jadilah hamba yang bersyukur” (QS. Az Zumar: 66)
بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ
“Beribadahlah hanya kepada Allah dan jadilah hamba yang bersyukur” (QS. Az Zumar: 66)
2. Ritualiasasi rasa syukur yang tidak diajarkan agama
Mengungkapkan rasa syukur dalam bentuk ritual sah-sah saja selama ritual tersebut diajarkan dan dituntunkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Misalnya dengan sujud syukur atau dengan melafalkan dzikir. Andaikan ada bentuk lain ritual rasa syukur yang baik untuk dilakukan tentu sudah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam serta para sahabat.
Lebih lagi sahabat Nabi yang paling fasih dalam urusan agama, paling bersyukur diantara ummat Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, yang mereka jumlahnya puluhan ribu dan diantara mereka ada yang masih hidup satu abad setelah Rasulullah wafat, sebanyak dan selama itu tidak ada seorang pun yang terpikir untuk membuat ritual semacam perayaan hari ulang tahun, ulang tahun pernikahan, syukuran rumah baru, sebagai bentuk rasa syukur mereka. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا ، فَهْوَ رَدٌّ
“Barang siapa yang melakukan amalan (ibadah) yang tidak berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Bukhari no.20, Muslim no.4590)
Semoga Allah menjadikan kita hamba-Nya yang senantiasa bersyukur atas segala nikmat-Nya.Mengungkapkan rasa syukur dalam bentuk ritual sah-sah saja selama ritual tersebut diajarkan dan dituntunkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Misalnya dengan sujud syukur atau dengan melafalkan dzikir. Andaikan ada bentuk lain ritual rasa syukur yang baik untuk dilakukan tentu sudah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam serta para sahabat.
Lebih lagi sahabat Nabi yang paling fasih dalam urusan agama, paling bersyukur diantara ummat Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam, yang mereka jumlahnya puluhan ribu dan diantara mereka ada yang masih hidup satu abad setelah Rasulullah wafat, sebanyak dan selama itu tidak ada seorang pun yang terpikir untuk membuat ritual semacam perayaan hari ulang tahun, ulang tahun pernikahan, syukuran rumah baru, sebagai bentuk rasa syukur mereka. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا ، فَهْوَ رَدٌّ
“Barang siapa yang melakukan amalan (ibadah) yang tidak berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Bukhari no.20, Muslim no.4590)
اللهم أعني على ذكرك، وشكرك، وحسن عبادتك
Allahumma a’inni ‘ala dzukrika wa syukrika wa huni ‘ibadatika
"Ya Allah aku memohon pertolonganmu agar Engkau menjadikan aku hamba yang senantiasa berdzikir, bersyukur dan beribadah kepadamu dengan baik"
Langganan:
Postingan (Atom)